KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana.
Dalam makalah
ini akan dijelaskan beberapa adat istiadat yang ada di budaya Sumatra Utara
Seperti sejarah
Sumatra Utara, rumah adat , tarian , alat musik dan makanan khas Sumatra Utara.
Makalah ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.Tujuan dan Maksud
1. Mendeskripsikan
budaya Sumatra Utara di Indonesia.
2. Mengenalkan budaya
Sumatra Utara di Indonesia.
3. Memenuhi Tugas Matakuliah Ilmu
Sosial Budaya Dasar.
Sejarah
Provinsi Sumatera Utara
Awalnya, sewaktu Indonesia masih
dijajah Belanda, Sumatera Utara dikenal dengan nama Gouverment Van Sumatera
yang meliputi seluruh seluruh bagian pulau Sumatera dan dikepalai oleh seorang
Gubernur yang berkedudukan di Medan. Pada tanggal 15 April 1948 pemerintah
menetapkan undang-undang No 10 Tahun 1948 tentang penetapan provinsi di
sumatera. Pada tanggal 15 April 1948 hari jadi provinsi Sumatra utara.
Awal tahun 1949 diadakan
reorganisasi pemerintahan di Sumatera. Dengan keputusan Pemerintah Darurat RI
tanggal 17 Mei 1949 Nomor 22/Pem/PDRI jabatan Gubernur Sumatera Utara
ditiadakan, selanjutnya dengan ketetapan Pemerintah Darurat RI tanggal 17
Desember 1949 dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli atau Sumatera Timur
yang kemudian dikenal dengan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan ini dicabut dan kembali dibentuk
Provinsi Sumatera Utara.
Di Provinsi Sumatera Utara bayak terdapat suku bangsa. Ada Batak, Nias, dan Melayu. Namun, suku Batak merupakan etnis mayoritas. Semua dapat hidup dengan berdampingan. Kehidupan masyarakat di Kota Medan kebanyakan berdagang, baik dari suku Batak maupun suku lainnya. Susunan masyarakat Sumatera Utara adalah berdasarkan geneologis teritorial seperti Batak Toba, Mandailing dan Nias. Sedangkan suku Melayu berdasarkan teritorial. Bila ditinjau dari garis keturunan maka suku Batak dan Nias adalah patrilinial, sedang suku Melayu adalah parental (keturunan kedua belah pihak bapak dan ibu).
Di Provinsi Sumatera Utara bayak terdapat suku bangsa. Ada Batak, Nias, dan Melayu. Namun, suku Batak merupakan etnis mayoritas. Semua dapat hidup dengan berdampingan. Kehidupan masyarakat di Kota Medan kebanyakan berdagang, baik dari suku Batak maupun suku lainnya. Susunan masyarakat Sumatera Utara adalah berdasarkan geneologis teritorial seperti Batak Toba, Mandailing dan Nias. Sedangkan suku Melayu berdasarkan teritorial. Bila ditinjau dari garis keturunan maka suku Batak dan Nias adalah patrilinial, sedang suku Melayu adalah parental (keturunan kedua belah pihak bapak dan ibu).
1.
Rumah Adat
Rumah adat Sumatera Utara dinamakan Parsakitan dan Jabu
Bolon. Jabu Parsakitan adalah rumah adat di daerah Batak Toba, tempat
penyimpanan barang-barang pusaka dan tempat penyimpanan barang-barang pusaka
dan tempat pertemuan untuk membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan
penyelenggaraan adat. Jabu Bolon adalah rumah pertemuan suatu keluarga besar.
Berbentuk panggung dan ruang atas untuk tempat tinggal bersama-sama, Tempat
tidur lebih tinggi dari dapur.
Fungsi tari tradisional
Tari tradisional memiliki makna dan
tujuan berbeda seperti pemujaan, penyambutan tamu kebesaran, suka maupun duka.
Fungsi tari juga dipandang sebagai komunikasi non verbal dengan melibatkan
kemampuan penari untuk menyampaikan
pesan melalui gerakan yang syarat dan nilai estetika dan juga identitas.
Seperti :a. Tari Serampang Dua Belas, sebuah
tari melayu dengan irama joged. Diiringi musik dengan pukulan gendang ala Amerika
Latin. Serampang Dua Belas merupakan tari pergaulan, baik bagi muda-mudi maupun
orang tua. Dalam tari Serampang Dua Belas diceritakan
tentang kisah cinta dua orang insan yang muncul sejak pandangan pertama dan
diakhiri dengan ikatan pernikahan. Kemudian keduanya direstui oleh orang
tua Sang Dara --sebutan bagi wanita-- dan Teruna --sebutan bagi pria-- dalam
suku Melayu. Oleh sebab itu, tarian Serampang Dua Belas dimainkan secara
berpasang-pasangan.b. Tari Tor-tor, sebuah tari dari
daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan dan ditarikan dalam
suasana khusuk. Tari tor-tor dulunya
digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh, dimana roh tersebut
dipanggil dan "masuk" ke patung-patung batu (merupakan simbol dari
leluhur), lalu patung tersebut tersebut bergerak seperti menari akan tetapi
gerakannya kaku. Gerakan tersebut meliputi gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan
gerakan tangan.c. Tari Marsia Lapari, tari garapan
ini menggambarkan kegiatan gadis-gadis Sumatera Utara yang senantiasa saling
membantu dalam menggarap sawah. Olahan tari didasarkan unsur gerak tari daerah
Tapanuli Selatan yang diramu dengan unsur daerah lain, dengan iringan musik
gondang sembilah.d. Tari Manduda, suatu bentuk tarian
rakyat Simalungun yang bersuka ria di masa panen padi.
Alat musik
tradisional.
1. Panggora Panggora adalah alat musik sejenis gong namun dengan suara bunyi “pok”. Bunyinya seperti itu karena gong jenis ini dimainkan oleh satu orang dengan pukulan menggunakan stik dan bagian pinggiran gong diredam dengan pegangan tangan. Panggora ini adalah gong yang paling besar dengan ukuran diameter mencapai 37 cm dengan ketebalan kira-kira 6 cm
2. Doli-doli
Doli-doli adalah alat musik yang terbuat dari 4 bilah kayu yang dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik tradisional Sumatera Utara jenis ini banyak dijumpai di daerah Nias.
3. Gonrang
Gonrang ini hampir sama dengan Gordang yaitu alat musik tradisional Sumatera Utara yang mirip dengan gendang. Banyak dijumpai di daerah Kabupaten Simalungun di Sumatera Utara.
4. Hapetan
Alat musik yang satu ini khas dari daerah Tapanuli. Cara memainkannya dengan cara dipetik, hampir mirip dengan kecapi.
5. Gendang Sisibah
adalah salah satu alat musik Batak Toba, Sumatera Utara yang merupakan pembawa melodi yang terbuat dari kayu dan memiliki lima bilah nada.
Makanan khas Sumatra Utara
Contohnya :
Ikan Mas Nanik
Arsik Arsik
adalah salah satu masakan khas kawasan Tapanuli yang populer. Masakan ini
dikenal pula sebagai ikan mas bumbu kuning. Ikan mas adalah bahan utama, yang
dalam penyiapannya tidak dibuang sisiknya.Bumbu
arsik sangat khas, mengandung beberapa komponen yang khas dari wilayah
pegunungan Sumatera Utara, seperti andaliman dan asam cikala (buah kecombrang),
selain bumbu khas Nusantara yang umum, seperti lengkuas dan serai. Bumbu-bumbu
yang dihaluskan dilumuri pada tubuh ikan beberapa saat. Ikan kemudian dimasak
dengan sedikit minyak dan api kecil hingga agak mengering.
Bika Ambon
Bika
ambon adalah sejenis penganan asal Indonesia. Terbuat dari bahan-bahan seperti telur,
gula, dan santan, bika ambon umumnya dijual dengan rasa pandan, meskipun kini
juga tersedia rasa-rasa lainnya seperti durian, keju, dan cokelat.Asal-muasal bika ambon tidak
diketahui dengan jelas. Walaupun namanya mengandung kata "ambon",
bika ambon justru dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Medan, Sumatera Utara. Di
Medan, Jalan Mojopahit di daerah Medan Petisah merupakan kawasan penjualan bika
ambon yang paling terkenal.Di sana terdapat sedikitnya 40 toko yang menjual kue
ini.Bika ambon biasanya dapat
bertahan dalam kondisi terbaik selama sekitar empat hari karena setelah itu kue
tersebut mulai mengeras.
Suku
Suku dan marga yang terdapat di daerah Sumatera Utara : Melayu, Batak
(Mandailing, Toba, Simalungun, Karo), Nias, dan lain-lain.
Bahasa Daerah
Batak, Karo, Melayu, Nias, Mandailing, dan lain-lain.
Lagu Daerah : Pantun Lama, Butet, Sengko-sengko.
Narasumber :
http://www.kebudayaanindonesia.com/2013/05/sumatera-utara.html
http://vincenthean.blogspot.co.id/2013/05/tahukah-kamu-tentang-kebudayaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar